HARUSKAH BERHENTI BERHARAP??




Ternyata menjadi dewasa tidak semudah yang saya bayangkan. Dulu saat masih SMP, saya selalu ingin SMA, Kuliah, Kerja dan menikah. Namun sekarang saat sudah melewati semua tahap ini dan masuk dalam pernikahan, ternyata hidup itu berat.

Memang saya bersyukur mempunyai orang tua, mertua, saudara, bahkan suami yang begitu mengasihi saya namun banyak hal yang menyebabkan perjalanan ini begitu berat.

Orang yang saat ini menjadi suami adalah sahabat saya sendiri, dan setelah menikah ternyata saya tidak begitu mengenal sahabat saya ini. Jadi masa pengenalan kami sebagai sahabat belum menunjukkan sifat asli kami, dan baru saat menikahlah kami tau "kebiasaan tersembunyi kami" masing-masing. Ditambah sampai hari ini kami belum dikaruniai seorang anak pun.
Selama hampir 2 tahun pernikahan kami, tidak jarang kami selalu bertengkar karna hal ini dan beberapa hal lain, namun kami berhasil mengatasinya dengan saling memaafkan dan kembali mengasihi.

Kami tidak pernah menunda untuk memiliki momongan, hanya saja memang mungkin belum waktunya Tuhan berikan anak dalam rumah tangga kami. Sebetulnya kami tidak pernah mempermasalakan ini, namun orang sekitar kami yang selalu mempertanyakannya, dan kadang pertanyaan mereka sangat menyakiti saya sebagai wanita. Entah apa yang dipikirkan orang, bisa jadi "mandul, kena kutukan, kena karma" atau sejenisnya, tapi saya tidak mau ambil pusing dengan omongan orang, dan akan belajar menyikapinya dengan santai.

Haruskah berhenti berharap?? Jawabannya tidak!!
Tuhan pasti punya rancangan yang jauh lebih indah dari apa yang dapat saya pikirkan atau harapkan. Sang Pencipta tidak mungkin membiarkan saya dalam keadaan yang susah. Meskipun Dia ijinkan saya melewati hal yang terburuk sekalipun, namun akan selalu ada jalan keluar dan kekuatan untuk melewatinya.
Saya harus bersyukur, saya tidak boleh marah atau tertekan. . . Harus selalu bersyukur. . .

(SARAH ARUM K)

Komentar

Postingan Populer